BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Manusia dianugrahi akal pikiran yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Dalam hubungan manusia sebagai makhluk sosial, banyak sekali interaksi dengan lingkungan. Hal ini mendasari manusia memiliki sifat dan perilaku tertentu. Dalam siklus hidup manusia dari bayi hingga lansia memiliki variasi sikap dan perilaku. Secara umum psikologi tidak lepas dari siklus hidup manusia. Di Indonesia ini terdapat banyak sekali golongan umur yang sangat berbeda – beda. Dalam profil kesehatan Indonesia tahun 2010 menyebutkan jumlah dan presentase penduduk golongan usia 10 – 24 tahun ( definisi WHO untuk adolscence ) berjumlah 57 juta atau 36 persen dari total populasi.(PKBI 2010)
Pengkajian masalah psikologi sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari manusia tersebut. Salah satunya golongan remaja. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak – anak menjadi dewasa baik jasmani atau rohani. Remaja mengalami perunahan fisik dan psikologis dalam proses perkembangan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Sehingga mengakibatkan dorongan ketertarikan dengan lawan jenis. Hal ini merupakan dorongan seksual yang terjadi pada remaja putri setelah atau sebelum menstruasi. Dorongan seksual dengan ketidakstabilan emosi serta tidak jelas informasi yang di dapat mengakibatkan remaja terjerumus dalam suatu permasalahan. (BKKBN 2010)
Terdapatnya permasalahan yang terjadi pada remaja dapat ditimbulkan dari masalah yang paling mendasar yaitu dari hubungan keluarga. Banyak terdapat perbedaan psikologis antara remaja dengan kondisi keluarga yang harmonis dan yang berkeluarga broken home. Dari latar belakang ini maka kami menyusun makalah dengan judul “ Pengkajian Psikologi Remaja Berdasarkan Latar Belakang Keluarga ” untuk melengkapi tugas psikologi dengan kajian remaja.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui psikologi remaja dengan latar belakang keluarga yang harmonis dan broken home dalam menanggapi masalah kesehatan reproduksi remaja putri.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengetahui psikologi remaja dengan latar belakang keluarga harmonis
2. Mahasiswa dapat mengetahui psikologi remaja dengan latar belakang keluarga broken home
3. Mahasiswa dapat menganalisis perbedaan psikologi dari remaja
4. Mahasiswa dapat menerapkan hasil pengkajian psikologi dalam kehidupan sehingga mampu memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Remaja
Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.
Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang.
Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.
B. Karakteristik Remaja
Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2. Ketidakstabilan emosi.
3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
7. Senang bereksperimentasi.
8. Senang bereksplorasi.
9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
C. Permasalahan Pada Masa Remaja
Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja. Berikut ini dirangkum beberapa permasalahan utama yang dialami oleh remaja.
Permasalahan Fisik dan Kesehatan
Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/ keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Levine & Smolak (2002) menyatakan bahwa 40-70% remaja perempuan merasakan ketidakpuasan pada dua atau lebih dari bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat, perut dan paha. Dalam sebuah penelitian survey pun ditemukan hampir 80% remaja ini mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski & Gullone, 1998). Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, onset merokok, dan perilaku makan yang maladaptiv (& Shaw, 2003; Stice & Whitenton, 2002). Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia (Polivy & Herman, 1999; Thompson et al).
Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis. Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian pada remaja penyebab terbesar adalah karakteristik mereka yang suka bereksperimentasi dan berskplorasi.
Permasalahan Alkohol dan Obat-Obatan Terlarang
Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan. Walaupun usaha untuk menghentikan sudah digalakkan tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba ini sepertinya tidak berkurang. Ada kekhasan mengapa remaja menggunakan narkoba/ napza yang kemungkinan alasan mereka menggunakan berbeda dengan alasan yang terjadi pada orang dewasa. Santrock (2003) menemukan beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba yaitu karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan, maupun untuk kompensasi.
1. Pengaruh sosial dan interpersonal: termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua, supervisi, kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian dan perpisahan orang tua.
2. Pengaruh budaya dan tata krama: memandang penggunaan alkohol dan obat-obatan sebagai simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka pendek dan kepuasan hedonis, dll.
3. Pengaruh interpersonal: termasuk kepribadian yang temperamental, agresif, orang yang memiliki lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan koping yang buruk, dll.
4. Cinta dan Hubungan Heteroseksual
5. Permasalahan Seksual
6. Hubungan Remaja dengan Kedua Orang Tua
7. Permasalahan Moral, Nilai, dan Agama
Lain halnya dengan pendapat Smith & Anderson (dalam Fagan,2006), menurutnya kebanyakan remaja melakukan perilaku berisiko dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan yang normal. Perilaku berisiko yang paling sering dilakukan oleh remaja adalah penggunaan rokok, alkohol dan narkoba (Rey, 2002). Tiga jenis pengaruh yang memungkinkan munculnya penggunaan alkohol dan narkoba pada remaja:
Salah satu akibat dari berfungsinya hormon gonadotrofik yang diproduksi oleh kelenjar hypothalamus adalah munculnya perasaan saling tertarik antara remaja pria dan wanita. Perasaan tertarik ini bisa meningkat pada perasaan yang lebih tinggi yaitu cinta romantis (romantic love) yaitu luapan hasrat kepada seseorang atau orang yang sering menyebutnya "jatuh cinta".
Santrock (2003) mengatakan bahwa cinta romatis menandai kehidupan percintaan para remaja dan juga merupakan hal yang penting bagi para siswa. Cinta romantis meliputi sekumpulan emosi yang saling bercampur seperti rasa takut, marah, hasrat seksual, kesenangan dan rasa cemburu. Tidak semua emosi ini positif. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Bercheid & Fei ditemukan bahwa cinta romantis merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami depresi dibandingkan dengan permasalahan dengan teman.
Tipe cinta yang lain adalah cinta kasih sayang (affectionate love) atau yang sering disebut cinta kebersamaan yaitu saat muncul keinginan individu untuk memiliki individu lain secara dekat dan mendalam, dan memberikan kasih sayang untuk orang tersebut. Cinta kasih sayang ini lebih menandai masa percintaan orang dewasa daripada percintaan remaja.
Dengan telah matangnya organ-organ seksual pada remaja maka akan mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual. Problem tentang seksual pada remaja adalah berkisar masalah bagaimana mengendalikan dorongan seksual, konflik antara mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, adanya "ketidaknormalan" yang dialaminya berkaitan dengan organ-organ reproduksinya, pelecehan seksual, homoseksual, kehamilan dan aborsi, dan sebagainya (Santrock, 2003, Hurlock, 1991).
Diantara perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja yang dapat mempengaruhi hubungan orang tua dengan remaja adalah : pubertas, penalaran logis yang berkembang, pemikiran idealis yang meningkat, harapan yang tidak tercapai, perubahan di sekolah, teman sebaya, persahabatan, pacaran, dan pergaulan menuju kebebasan.
Beberapa konflik yang biasa terjadi antara remaja dengan orang tua hanya berkisar masalah kehidupan sehari-hari seperti jam pulang ke rumah, cara berpakaian, merapikan kamar tidur. Konflik-konflik seperti ini jarang menimbulkan dilema utama dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan terlarang maupun kenakalan remaja.
Beberapa remaja juga mengeluhkan cara-cara orang tua memperlakukan mereka yang otoriter, atau sikap-sikap orang tua yang terlalu kaku atau tidak memahami kepentingan remaja.Akhir-akhir ini banyak orang tua maupun pendidik yang merasa khawatir bahwa anak-anak mereka terutama remaja mengalami degradasi moral. Sementara remaja sendiri juga sering dihadapkan pada dilema-dilema moral sehingga remaja merasa bingung terhadap keputusan-keputusan moral yang harus diambilnya. Walaupun di dalam keluarga mereka sudah ditanamkan nilai-nilai, tetapi remaja akan merasa bingung ketika menghadapi kenyataan ternyata nilai-nilai tersebut sangat berbeda dengan nilai-nilai yang dihadapi bersama teman-temannya maupun di lingkungan yang berbeda.
Pengawasan terhadap tingkah laku oleh orang dewasa sudah sulit dilakukan terhadap remaja karena lingkungan remaja sudah sangat luas. Pengasahan terhadap hati nurani sebagai pengendali internal perilaku remaja menjadi sangat penting agar remaja bisa mengendalikan perilakunya sendiri ketika tidak ada orang tua maupun guru dan segera menyadari serta memperbaiki diri ketika dia berbuat salah.
Dari beberapa bukti dan fakta tentang remaja, karakteristik dan permasalahan yang menyertainya, semoga dapat menjadi wacana bagi orang tua untuk lebih memahami karakteristik anak remaja mereka dan perubahan perilaku mereka. Perilaku mereka kini tentunya berbeda dari masa kanak-kanak. Hal ini terkadang yang menjadi stressor tersendiri bagi orang tua. Oleh karenanya, butuh tenaga dan kesabaran ekstra untuk benar-benar mempersiapkan remaja kita kelak menghadapi masa dewasanya.
BAB III
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN
A. Kunjungan terhadap remaja dengan keluarga harmonis
Dari hasil kunjungan terhadap remaja dengan latar belakang keluarga harmonis adalah sebagai berikut :
Nama | : Fajarani Susanti |
TTL | : Sleman, 20 Mei 1998 |
Alamat | : Prehdampit Gayamharjo Prambanan Sleman |
Umur | : 13 tahun |
Sekolah | : SMP N 3 Prambanan |
Hobi | : Membaca |
Mulai Menstruasi | : 9 Mei 2011 |
Tanggapan Terhadap Menstruasi pertama | : malu, takut, mudah gemuk, |
Keluhan Menstruasi | : Disminore |
Pengetahuan tentang pembalut | : sudah tahu, sudah bisa memakai. |
Hubungan seksual | : belum punya pacar, tapi suka terhadap teman sekelasnya |
Kegiatan berkencan | : - |
Pencarian Jati Diri | : sudah berpenampilan sesuai kata hatinya, merasa tertantang oleh sesuatu, condong memilih teman – teman yang pintar. |
1. Remaja Awal
2. Remaja tengah
Nama | : Nanda Febri Astuti |
TTL | : Bantul, 6 Februari 1996 |
Alamat | : Prancak Glondong RT 7 Sewon Bantul |
Umur | : 15 tahun |
Sekolah | : MTSn Gondowulung kelas VIII |
Hobi | : Basket |
Mulai Menstruasi | : 12 tahun |
Tanggapan Terhadap Menstruasi pertama | : Malu, sedih, sebal, bingung, takut, merasa tidak nyaman. |
Keluhan Menstruasi | : Disminore |
Pengetahuan tentang pembalut | : sudah tahu dari ibunya, sudah benar memakainya. |
Hubungan seksual | : sudah memiliki pacar |
Kegiatan berkencan | : main – main ketika hari Minggu |
Pencarian Jati Diri | : bertanya – tanya, suka berteman dengan teman sehobi. |
3. Remaja tengah hampir akhir
Nama | Desi Purnama Sari |
Alamat | Gunung Kidul |
Tempat, Tanggal Lahir | 1 Januari 1994 |
Umur | 17 Tahun |
Menarche | 13 Tahun (1 SMP) |
Perasaan mens pertama | - Senang - Menganggap setelah menstruasi merasa dirinya sudah dewasa - Berat badan mudah naik - Emosinya mudah meningkat dan gampang marah
|
Pengetahuan tentang menstruasi | - Sudah mengetahui pembalut - Tidak canggung memakai pembalut
|
Informasi menstruasi | - Dari sekolah - Orang tua
|
Pandangan stelah mendapatkan menstruasi pertama | - Dalam bergaul dengan lawan jenis, dia lebih hati-hati karena dia sudah tau akibat dari pergaulan bebas
|
Status | - Sudah punya pacar (awal jadian waktu kelas 1 SMA) - Sudah diketahui orang tuanya |
Pandangan terhadap pacarnya | - Baik - Tidak nakal |
Cara pacaran | - Biasa-biasa saja - Jarang keluar untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan - Malam mingguan cuma di rumah saja (diapelin) |
Nasihat orang tuanya terhadap putrinya yang sudah punya pacar | - Tidak dilarang pacaran - Hati-hati dalam pacaran, jangan sampai terjerumus dalam pergaulan bebas - Harus bisa jaga diri baik-baik |
B. Kunjungan terhadap remaja dengan keluarga broken home
Dari hasil kunjungan terhadap remaja dengan latar belakang keluarga broken home adalah sebagai berikut :
Nama | : Anik |
TTL | : Lempuyangan, 10 juni 1999 |
Alamat | : Lempuyangan |
Umur | : 12 tahun |
Sekolah | : - |
Jumlah saudara | : anak ke-3 dari 5 bersaudara |
Mulai Menstruasi | : 11 tahun |
Tanggapan Terhadap Menstruasi pertama | : malu, khawatir, merasa ada hal yang aneh, takut, risih. |
Keluhan Menstruasi | : Disminore |
Pengetahuan tentang pembalut | : belum tahu tentang pembalut. |
Hubungan seksual | : belum punya pacar, tapi suka mulai tertarik dengan lawan jenis |
Kegiatan berkencan | : - |
Pencarian Jati Diri | : Masih belum berfikir tentang kedepan dan cita – cita. |
1. Remaja Awal
2. Remaja tengah
Nama | : Novi |
TTL | : Jogoyudan, 11 maret 1996 |
Alamat | : Jogoyudan , yogyakarta |
Umur | : 15 tahun |
Sekolah | : - |
Hobi | : Menyanyi |
Mulai Menstruasi | : 12 tahun |
Tanggapan Terhadap Menstruasi pertama | : Malu, khawatir, bingung, takut, merasa tidak nyaman. |
Keluhan Menstruasi | : Disminore |
Pengetahuan tentang pembalut | : belum tahu mengenai menstruasi. |
Hubungan seksual | : sudah memiliki pacar sejak usia 12 tahun |
Kegiatan berkencan | : ketika mengamen |
Pencarian Jati Diri | : bertanya – tanya, suka berteman dengan teman senasib. |
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Psikologi Remaja
Periode remaja adalah masa transisi dalam periode anak – anak ke periode dewasa. Periode ini dianggap sebagai masa – masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam pembentukan kepribadian individu. Dalam pembentukan karakter yang masih sangat labil ini ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yaitu:
1. Fungsi Keluarga
2. Lingkungan sosial
3. Pendidikan
4. Agama
5. Kondisi fisik dan genetik
B. Tugas Perkembangan Masa Remaja
Remaja memiliki tugas perkembangan yang harus tercapai. Semua tugas-tugas perkembangan masa remaja terfokus pada bagaimana melalui sikap dan pola perilaku kanak-kanak dan mempersipakan sikap dan perilaku orang dewasa. Rincian tugas-tugas pada masa remaja ini adalah sebagai berikut :
1. Mencapai relasi yang lebih matang dengan teman seusia dari kedua jenis kelamin.
2. Mencapai peran sosial feminin atau maskulin
3. Menerima fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif
4. Meminta, menerima dan mencapai perilaku bertanggung jawab secara sosial
5. Mencapai kemandirian secara emosional dari orang tua dan orang dewasa
lainnya
6. Mempersiapkan untuk karir ekonomi
7. Memperiapkan untuk menikah dan berkeluarga
8. Memperoleh suatu set nilai dan sistem etis untuk mengarahkan perilaku.
C. Psikologi remaja berkaitan dengan fungsi keluarga
Kondisi remaja yang sangat labil sangat memerlukan bantuan dari orang tua untuk membimbingnya. Hal ini berkaitan dengan fungsi keluarga yaitu:
1. Fungsi reproduksi: dari keluarga dihasilkan anak keturunan secara sah.
2. Fungsi ekonomi: kesatuan ekonomi mandiri, anggota keluarga mendapatkan dan membelanjakan harta untuk memenuhi keperluan.
3. Fungsi sosial: memberikan status, kadang prestise kepada anggota keluarga.
4. Fungsi protektif: keluarga melindungi anggotanya dari ancaman fisik, ekonomis dan psiko sosial.
5. Fungsi rekreatif: keluarga merupakan pusat rekreasi bagi para anggotanya.
6. Fungsi afektif: keluarga memberikan kasih sayang.
7. Fungsi edukatif: memberikan pendidikan.
8. Fungsi relijius: keluarga memberikan pengalaman keagamaan kepada para anggota.
Faktor keluarga ini merupakan dasar dari karakter yang akan terbentuk pada remaja tersebut. Apabila fungsi keluarga dapat berjalan dengan baik dan harmonis maka remaja akan tumbuh dengan baik. Namun bila fungsi ini tidak dapat berjalan dengan baik maka akan berdampak pada karakter anak remaja tersebut. Selain itu latar belakang ekonomi yang mendesak membuat orang tua menyuruh anak untuk turun di jalan mencari uang, hal ini juga sangat berdampak buruk bagi psikologi anak remaja tersebut. Selain faktor kemiskinan yang banyak membuat anak-anak turun ke jalan adalah faktor psikologis yaitu tidak terpenuhi dan belum matangnya emosi anak dan membuat mereka turun ke jalan. Seperti telah disebutkan sebelumnya salah asuh dan permasalahan keluarga sering menjadi penyebab utama anak-anak memilih lari dari rumah. Semua itu terjadi karena anak tidak mendapat pendidikan terutama pendidikan emosional yang baik yang sangat berperan bagi kehidupan anak. Sebab, dengan pendidikan emosional yang baik akan mengajarkan kecerdasan emosional pada anak. Hasil dari kecerdasan emosional adalah agar seseorang lebih cakap dalam menangani ketegangan emosi. Dimana ketegangan emosilah yang sering memicu anak lari dari rumah dan memilih hidup sebagai anak jalanan.
Berikut ini perbandingan psikologi dari anak yang dari keluarga harmonis dengan anak yang dari keluarga broken home sebagai berikut
Anak dari keluarga harmonis | Anak dari keluarga broken home |
Karakter cenderung baik, tenang dan teratur | Karakter tidak teratur dan cenderung frontal |
Memiliki pendidikan yang memadai | Kadang tidak mempunyai pendidikan yang baik |
Karakter seperti anak normal pada umumnya | Sebagian dapat berkembang menjadi anak jalanan |
Dalam menanggapi masalah reproduksi memiliki cukup informasi | Dalam menanggapi masalah reproduksi jarang mendapat informasi |
Lebih peduli terhadap dirinya | Sering tidak peduli pada dirinya |
Masalah ketertarikan dengan lawan jenis normal | Sama seperti anak yang normal |
Berteman biasanya dengan teman sehobi | Berteman dengan teman senasib |
Solidaritas cenderung individu | Solidaritas tinggi antar teman |
Orang tua cenderung mendukung pada masa depan anak | Orang tua cenderung acuh – tak acug terhadap masa depan anak |
D. Dampak Keluaraga Broken Home
Keluarga yang broken home sangat berdampak buruk bagi psikologi anak. Fakta yang kami temui di wilayah yogyakarta sebagaian besar anak tersebut akan menjadi anak jalanan. Hal ini didorong dari berbagai faktor dalam keluarga yang kurang baik. Seperti kondisi ekonomi yang buruk. Kondisi ekonomi ini mendesak orang tua menyuruh anaknya untuk membantu mencari uang dengan menjadi pengamen jalanan, pengemis dan lain - lain. Selain itu kurangnya perhatian dari orang tua yang cenderung acuh tak acuh pada anaknya.
Di Yogyakarta rata – rata anak jalanan yang usia remaja antara remaja awal dan remaja tengah. Yaitu usia sekitar 12 hingga 16 tahun. Menurut Novi (anak jalanan yang kami wawancarai) anak jalanan perempuan yang berusia remaja akhir sudah sangat jarang ditemukan karena mereka sudah merasa malu bila harus menjadi pengamen ataupun pengemis, selain itu biasanya orang sudah tidak akan memberi uang pada mereka karena mereka sudah dianggap mampu bekerja yang layak.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian psikologi pada remaja dapat disimpulkan bahwa karakter yang terbentuk pada remaja sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor pendukung. Keadaan faktor – faktor inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan karakter pada remaja. Bila faktor ini berjalan dengan baik maka berdampak baik juga pada psikologi remaja namun bila tidak maka dapat berdampak buruk pada remaja tersebut. Hal ini di dasari pula psikologis remaja yang sangat masih labil sehingga sangat mudah terpengaruh oleh sistem lingkungan.
B. Saran
2. Kepada Pemerintah agar lebih mengintensifkan dan lebih memberdayakan mereka agar mempunyai ketrampilan dan memberikan ilmu pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
3. Kepada mahasiswa khususnya mahasiswa AKBIDYO agar lebih peduli kepada anak jalanan.
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/21207138146.pdf
http://www.scribd.com/doc/9227580/Anak-Jalanan
http://resources.unpad.ac.id/unpad- content/uploads/publikasi_dosen/1a%20MAKALAH%20AULIA-1.pdf
Modul mahasiswa. 1994. Psikologi Umum Panduan Mahasiswa. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar